Sunday, January 27, 2013
My dad
Oke, dimulai dari masa kecil gue yang super duper cengeng, sampai ayah pernah mergokin gue lagi nangis di kamar. And do you know what he said??. "Nida, Nida gak boleh cengeng, suatu hari nanti saat Nida besar, Nida akan menghadapi dunia yang lebih keras lagi, kalau Nida menghadapi masalah begini aja udah nangis, gimana nanti saat Nida menghadapi dunia luar. Udah ah jangan nangis, Nida harus jadi anak gadis ayah yang kuat". Kata-kata itu masih melekat sampai sekarang, sampai gue berumur 17! Yap tepatnya hampir 18. Kata-kata itu juga yang membuat gue kuat dan tegar, sampai gue jarang nangis.
Sampai akhirnya ayah mulai dipindah tugas kan di luar kota.. Gue pun jadi sering nangis, kehilangan sosok yang sering memperhatikan gue, teman curhat gue, dan pendongeng yang baik sebelum gue dan Ina (ade gue) tidur. Air mata rindu sering membasahi pipi, dikala merindukannya..
Rasanya mau minta ayah buat kerja di daerah sini aja, tapi ayah bilang karir ayah gak akan meningkat kalo gak terima tawaran kerja di luar kota. Ayah PNS, tentang pekerjaan ayah.. Banyak orang yang bilang kerjaan ayah itu berpeluang banyak untuk korupsi. Tapi engga buat ayah!! Ayah sangat jujur! Apalagi untuk soal pekerjaan. I know him so well, yeah right. Don't judge my dad, because he is a 'judge'. So proud to be your daughter. More often come back at home, okay? I really really miss you dad. Big hug and kiss! mmmuuaahhhh (˘⌣˘)ε˘`)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment